Bagikan

Program vaksinasi di Indonesia masih terus berjalan dan masih membutuhkan proses yang lama. Namun, kegaduhan dan penolakan terhadap vaksin juga masih terus terjadi dan belum bisa diatasi dengan baik. Kesuksesan program vaksinasi di Indonesia sangat dipengaruhi dari leterasi dan edukasi yang diterima masyarakat. Lembaga-lembaga keagamaan seperti MUI, NU dan Muhammadiyah memiliki peran yang sangat penting dan strategis dalam membantu pemerintah melaksanakan progam vaksinasi. Karena MUI, NU dan Muhammadiyah masih dianggap sebagai “kiblatnya” fatwa bagi masyarakat muslim di Indonesia.

Hal tersebut disampaikan oleh M Nurdin Zuhdi dalam Kuliah Pakar Program Visiting Profesor yang diselenggarakan di Universitas Muhammadiyah Malang pada Rabu 9 Juni 2021. Pada kesempatan tersebut M Nurdin Zuhdi mempresentasikan makalah berjudul “Dinamika Fatwa Faksin Covid-19: Lembaga Keagamaan, Idepedensi dan Pertarungan Politik”. Kuliah Pakar tersebut juga dihadiri beberapa pakar lainnya, diantaranya adalah Zaenal Muttaqin, Ph.D (UIN Surakarta), Dr Muh Mustakim (Universitas Alma Ata), Dr Sudirman (IAIN Sorong), dan Dr Moh Makmun (Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum).

Menurut Nurdin, sejauh ini, umat Islam masih percaya dengan fatwa. Sehingga fatwa yang murni dan independen harus dijaga agar umat tidak kehilangan krisis kepercayaan pada fatwa dan ulama tidak kehilangan wibawa. Nurdin menyampaikan bahwa “jangan sampai lembaga-lembaga keagamaan yang masih dipercaya tersebut terjebak pada kepentingan politik sesaat dengan mengorbankan kepentingan umat”.

Dosen AIK UNISA Yogyakarta ini juga menyampaikan bahwa “langkah yang dapat dilakukan oleh pemerintah adalah bekerjasama dengan lembaga-lembaga keagamaan tersebut dalam memberikan edukasi dan memproduksi narasi-narasi positif tentang vaksin. Walaupun kerjasama kedunya dinilai terlambat, namun hal tersebut masih bisa dilakukan. Apalagi program vaksinasi masih terus berjalan dan masih membutuhkan waktu yang Panjang”, demikian disampaikan oleh Nurdin Zuhdi pada Kuliah Pakar Seri ke 10 yang juga di hadiri oleh Wakil Rektor III UNISA Yogyakarta, Dr. Mufdlilah, M.Sc.