Bagikan

Sabtu (18/06) Baitul Arqam UNISA Yogya memasuki hari kedua atau hari terakhir yang diisi salah satunya oleh Ibu Dr. apt. Salmah Orbayinah, M.Kes. Pada kesempatan tersebut, beliau menyampaikan tema “Optimalisasi UNISA Yogyakarta dalam Dakwah Pencerahan”. Di awal sesi materi, beliau memaparkan sedikit tentang profil Muhammadiyah-Aisyiyah.

Muhammadiyah merupakan gerakan dakwah amar ma’ruf nahi munkar dan tajdid yang didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan pada tahun 1912. Hingga memasuki abad kedua, Muhammadiyah-Aisyiyah tetap bertahan karena adanya spirit dinamika perubahan yang mencerahkan. Sebgaimana termaktub dalam surah Al-Baqarah ayat 257. Inti dari ayat tersebut ialah mengeluarkan orang-orang dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (keimanan). Dengan tujuan untuk menghasilkan umat yang baik sebagaimana dalam firman Allah SWT dalam surah Ali Imran ayat 10.

Dakwah pencerahan didasarkan tiga hal yaitu membebaskan (tahrir) dari hal yang jahil, memberdayakan (taqwiyah) orang yang tercerahkan, dan memajukan (taqdim) untuk lebih berkembang. Dengan sasaran dakwah dari Muhammadiyah-Aisyiyah luasm diantaranya dakwah untuk kaum ‘elit’, kaum menengah, kaum bawah, kaum marginal, dan kaum virtual. Namun, perjuangan dari KH. Ahmad Dahlan dalam mendakwahkan serta mencerahkan belumlah selesai. Sebagai umat Islam kita harus melanjutkan perjuangan beliau karena dakwah tersebut merupakan amanah untuk kita semua.

Dakwah yang bisa kita lakukan di antaranya dengan melakukan pembebasan yaitu membebaskan dari keyakinan palsu (tahayul, bid’ah, dan kurofat), pemberdayaan dengan meningkatkan kualitas kehidupan umat yang akan membentuk mental, serta dengan memajukan taraf hidup seseorang menjadi lebih baik dari berbagai aspek, misalnya melalui amal usaha dan pendidikan.

Sasaran dakwah di UNISA Yogyakarta adalah untuk seluruh civitas akademika terkhusus mahasiswa yang mana dakwah pencerahan tersebut akan membentuk UNISA menjadi lingkungan yang islami. Di dalam lingkungan kampus, dakwah mengarah kepada dakwah individu. Jika individu baik, maka dalam keluarga dan masyarakat juga akan tercerahkan.

Setelah pemaparan materi dari Ibu Orbayinah maka, masuklah sesi diskusi dengan beberapa topik. Di antaranya “Strategi Dakwah Pencerahan di UNISA” dengan beberapa upaya seperti membuat konten-konten yang mudah dipahami, memberikan beasiswa-beasiswa nasional maupun internasional, aktivitas mahasiswa, dan sebagainya. Kemudian juga dilanjutkan diskusi tentang, “Tantangan dan Hambatan Dakwah Pencerahan di UNISA di Era Saat Ini” yang di wakili dari peserta Baitul Arqam oleh Pak Khozin dengan penjabaran beban kerja di UNISA yang tinggi, kurangnya kesadaran untuk menjaga nama baik organisasi, civitas memiliki latar belakang yang berbeda-beda, dan sebagainya. Kemudian terakhir diskusi dengan topik “Cara-cara dakwah yang ideal dilakukan di UNISA” yang dalamhal ini dari peserta diwakili  oleh Bu Hermi dengan upaya dimasukkannya dakwah dalam materi mata kuliah, menganjurkan seluruh civitas untuk membuat konten dakwah di media sosial, membuat poster dakwah yang mudah dipahami dan menarik dan sebagainya.

Dengan adanya sesi materi maupun diskusi dalam acara Baitul Arqam Pegawai ini, diharapkan seluruh civitas akademika UNISA Yogyakarta dapat mengoptimalisasikan kampus dalam dakwah pencerahan yang sesuai dengan visi dan misi Muhammadiyah-Aisyiyah sebagai gerakan dakwah amar ma’ruf nahi munkar.

Oleh: Ahmad Mushawwir