Pada Kamis (7/4), Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam (LPPI) Universitaas Aisyiyah Yogyakarta kembali menghadirkan Kajian Tematik Ramadhan bersama Civitas Akademika Universitas Aisyiyah Yogyakarta. Kajian kali ini mengangkat tema “Qoriyah Toyyibah di Desa Binaan”, acara tersebut dimoderatori oleh Bapak Mohammad Khozin, S.IP, MPA dengan pemateri Ibu Yuli Isnaeni, S.Kp, M.Kep, Sp.Kom. kajian tersebut diselenggarakan melalui platfrom zoom meeting dan disiarkan lansgung secara live di akun Youtube LPPI Universitas Aisyiyah Yogyakarta.
Dalam kajian yang dihadiri kurang lebih 250 partisipan tersebut pemateri mengatakan bahwa “Qoriyah Toyyibah adalah salah satu metode dakwah yang sudah ada sejak berdirinya Muhammadiyah/Aisyiyah. Biasanya metode dakwah dilakukan di mimbar atau ceramah, akan tetapi metode Qoriyah Toyyibah dilaksankan dengan terjun langsung di masyarakat dengan menghadirkan sosok role model. Hal tersebut menandakan bahwa Muhammadiyah/Aisyiyah sudah berkemajuan sejak awal mula berdiri”.
Berdasarkan pengertiannya Qorriyah Toyyibah berarti perkampungan/desa/komunitas dimana masyarakat setempat benar-benar menjalankan ajaran Islam secara kaffah baik hablum minallah maupun hablum minannas dalam segala aspek kehidupan. Pemateri juga menjelaskan sejarah Qoriyah Toyyibah yang diawali pada tahun 1978 Muhammadiyah/Aisyiyah membentuk sebuah perkampungan yang dinamakan “progam pengembangan perkampungan perempuan” dimana di dalamnya terdiri dari beberapa anggota keluarga sakinah, kemudian pada tahun 1985 progam tersebut menjadi cikal bakal berdirinya Majelis Dakwah/Majelis Tabligh, dan pada tahun 1995 berdasarkan hasil keputusan Muktamar Banda Aceh Qoriyah Toyyibah resmi menjadi progam nasional bahwa seluruh wilayah Muhammadiyah/Asiyiyah wajib menerapkan progam tersebut pada daerahnya masing-masing dan hal tersebut harus menjadi kegiatan yang sudah sepatutnya didukung dan didorong.
Qoriyah Toyyibah dijalankan dengan berlandaskan Al-Quran, diantaranya adalah QS. Al-Araf (96) dimana diharapkan masyarakat mampu menjadi masyarakat yang beriman dan bertakwa, QS. Al-Ma’un (1-7) dengan semangat Al-Ma’un diharapkan mampu menjadi masyarakat yang saling tolong menolong, Al-An’am (159) merujuk pada toleransi, diharpkan masyarakat mampu saling menghargai dalam kehidupan bermasyarakat, Al-Azab (4) dimana dalam penerapannya Qoriyah Toyyibah harus diatur pelaksanaannya. Selain berlandaskan Al-Quran Qoriyah Toyyibah juga telah tercantum dalam AD/ART Aisyiyah pada bagian muqadimah, dimana disebutkan bahwa masyarakat yang sejahtera itu wajib diciptakan, masyarakat yang sejahtera adalah masyarakat yang adil dan Makmur serta menghantarkan pada ridho Allah SWT.
Ciri/karakter masyarakat Qoriyah Toyyibah adalah masyarakat beriman dan bertakwa, tentram dan sejahtera, pandai dalam mensyukuri nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT, serta menghidupkan semangat Al-Ma’un, senang dalam kebaikan, menjaga toleransi serta persatuan dan kesatuan, memiliki semanngat amar ma’ruf nahi munkar, rumah tangga yg sakinah, dan memiliki etos kerja yg tinggi. Selain itu pemateri juga menjelaskan implementasi Universitas Aisyiyah Yogyakarta dari Qoriyah Toyyibah dalam kehidupan kampus, sebagai contoh adalah dalam aspek ekonomi UNISA memiliki koperasi yang dapat dimanfaatkan untuk pemberdayaan anggota.
Oleh: Afifah Nur Aini/S1 Manajemen