Bagikan

SLEMAN-YOGYAKARTA, Sejumlah mahasiswa Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta program studi (prodi) S1 Fisioterapi (kelas B kelompok 3) membuat artikel yang bertema Islam dan SAINS di Abad Pertengahan dengan judul “Perkembangan Peradaban Islam di Abad Pertengahan”. Artikel ini dibuat sebagai bentuk pemenuhan untuk Ujian Tengah Semester (UTS) dari mata kuliah Islam dan IPTEKS yang diampu oleh Ibu Dr. Islamiyatur Rokhmah., S.Ag.,M.S.I dan LPPI UNISA Yogyakarta dengan bentuk artikel.

Periode abad pertengahan islam dimulai saat Bani Abbasiyah runtuh pada 1258 hingga timbul kebangkitan kembali pada sekitar abad ke-19. Pada abad pertengahan, berbagai krisis yang sangat kompleks menerpa dunia Islam hingga mengakibatkan kemunduran. Periode abad pertengahan ini dapat dibagi lagi ke dalam dua pembabakan, yaitu Masa Kemunduran (1250–1500) dan Masa Tiga Kerajaan Besar (1500–1800).

Pada abad pertengahan, Islam memainkan peran penting dalam kemajuan sains, khususnya dalam bidang kosmologi, astronomi, dan matematika. Sebelum masa kejayaan Islam, pandangan terhadap alam semesta cenderung bersifat mistis dan berbasis pada pandangan kuno. Namun, dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan pemikiran filsafat, terutama di Yunani, pandangan terhadap alam semesta mulai berkembang. Kemudian, melalui penerjemahan besar-besaran karya-karya Yunani dan peradaban lainnya ke dalam bahasa Arab, Islam menjadi kaya akan ilmu pengetahuan dan menjadi pusat penyebaran pengetahuan di dunia.
Hal ini tidak hanya memperkaya tradisi intelektual Islam, tetapi juga memungkinkan adopsi dan pengembangan konsep-konsep baru dalam ilmu pengetahuan. Pentingnya pengembangan sains dalam budaya Islam tidak lepas dari pandangan holistik yang menekankan kesatuan antara ilmu pengetahuan dan agama, serta konsep ketuhanan sebagai sumber dari segala ilmu pengetahuan. Hal ini memberikan sains Islam identitas yang khas dan membuatnya berkembang dengan baik dalam bidang-bidang seperti astronomi, matematika, fisika, kimia, dan kedokteran.

Tokoh-tokoh ilmuan besar yang terlibat dalam kemajuan sains pada masa peradaban pertengahan islam yaitu:
Para tokoh yang terlibat dalam bidang Kemajuan ilmu Astronomi dan Matematika: Abu Sahl al-Kuhi dan Abd al-Rahmanal-Sufi dengan karya monumentalnya “Figure of theStars”. Karya tersebut dikategorikan sebagai maha karya dari tiga karya peneliti perbintangan dalam Islam oleh sejarawan sains George Sarton. Sedangkan dalam bidang matematika diwakili oleh Thabit Ibn Qurrah terlahir di komunitas yang religius yang fokus pada simbol-simbol di dunia. Komunitas ini sangat tertarik kepada matematikanya Phitagoras dan tradisi mistik, dan seperti kebanyakan yang lain, dia juga ahli dalam matematika dan astronomi. Thabit merupakan penerjemah naskah Yunani dalam bidang filsafat, fisika, medis, teori angka, dan masih banyak lagi.

Para tokoh yang terlibat dalam Kemajuan bidang ilmu Kimia: Abad ke-8 adalah abad dimulainya perkembangan sains Islam melalui adopsi ilmu Yunani. Saintis yang menonjol pada masa permulaan ini adalah Jabir Ibnu Hayyan. Karyanya yang berpengaruh adalah The Books of Balance; buku tentang teori terkenal atas keseluruhan kimia jabirian. Selain karya tersebut, ia menulis karya lain yang berjumlah hingga 3000 buku. Ia adalah ahli kimia di bawah khalifah Harun ar-Rashid yang masih hidup sampai masa kekhalifahan al-Mansur.
Pada abad ke-10, Abul Qasim Maslamah al-Majrifi dari Andalus menghasilkan karya penting dalam bidang kimia yaitu The Sage’s Step dan The Aim of The Wise. Diterjemahkan ke latin Picatrix. Ia adalah orang pertama yang mengenalkan sains, khususnya matematika dan kimia kepada Dunia Islam bagian barat.


Para tokoh yang terlibat dalam bidang Kemajuan ilmu Fisika: Salah satu saintis muslim yang signifikan adalah Abu Ali Hasan Ibn Haytham, 965–1039, dengan nama latin al-Hazel, Ia hidup di Bashrah di bawah kekhalifahan Dinasti Fathimiyah. Karyanya hampir 200 buku, di antaranya dalam bidang matematika, fisika, astronomi, medis, dan subjek sains yang lain.


Para tokoh yang terlibat dalam Kemajuan bidang Kedokteran: Ali Ibn Rabban Thabari, al-Razi, Ibn Sina, dan Ibn Nafis memberikan kontribusi besar dalam bidang kedokteran melalui karya-karya mereka yang terkenal dan pengembangan konsep-konsep baru seperti sirkulasi paru-paru. Karya-karya ini tidak hanya memengaruhi perkembangan kedokteran di dunia Islam, tetapi juga menjadi dasar bagi penemuan dan perkembangan ilmu kedokteran di berbagai negara seperti Yunani, India, dan Syiria.


Para tokoh yang terlibat dalam bidang Kemajuan ilmu Sejarah: Pada abad ke-10, Abul Hasan al-Mas’udi, 956, menulis sebuah karya yang terkenal yaitu Meadows of Gold dan Mines of Precious Stones yang menunjukkan bahwa dia adalah sejarawan, geografer, gelogis, dan sejarawan alam. Abd al-Rahman Abu Zaid ibn Khaldun, seorang filsuf sejarah dan ahli antropologi pada abad ke-14 hingga ke-15, dikenal karena karyanya “Kitab al-I’bar”. Ibn Khaldun menganalisis sebab-musabab kemajuan dan keruntuhan peradaban, serta memberikan kontribusi dalam pemahaman sejarah Afrika Utara.


Para tokoh yang terlibat dalam kemajuan pada bidang Kemajuan ilmu Filsafat dan Logika: Al-Kindi dikenal sebagai pelopor pengkajian filsafat dalam dunia Islam dan sebagai filsuf paripatetik pertama. Karya-karyanya meliputi berbagai bidang ilmu pengetahuan, termasuk logika, filsafat, matematika, musik, obat-obatan, dan sejarah alam. Hunain ibn Ishaq terkenal karena terjemahan yang sangat akurat dari karya-karya Yunani dan Syria ke dalam bahasa Arab. Kontribusinya dalam bidang filsafat, seperti “Aphorism of Philosophers”, sangat berpengaruh dalam pengembangan pemikiran filsafat di dunia Islam. Ibnu Sina, selain terkenal dalam bidang kedokteran, juga memberikan kontribusi besar dalam bidang filsafat dengan karyanya yang terkenal, “The Book of Healing” (Kitab al-Shifa).