Penulis: Ahmad Mushawwir/S-1 Teknologi Informasi
Salat merupakan salah satu bentuk wajib penghambaan manusia kepada Allah SWT dan salat merupakan amal ibadah pertama yang akan dihisab di hari akhir kelak. Maka dari itu, setiap manusia harus senantiasa mengingat kematian agar dapat mempersiapkan bekal terbaik di akhirat kelak. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Ali-Imran ayat 185 yang artinya “Setiap yang bernyawa akan merasakan mati”. Namun, tahukah Anda selain salat sebagai bentuk penghambaan manusia terhadap pencipta-Nya, terdapat banyak sekali manfaat dari setiap gerakan salat bagi kesehatan manusia, salah satunya untuk kesehatan fisik, khususnya fungsi gerak. Salah satu manfaatnya bagi kesehatan ialah sebagai terapi bagi penderita stroke.
Seiring bertambahnya usia manusia, maka fungsi organ yang terdapat pada tubuh manusia akan berkurang. Selain itu, akan timbul adanya proses degenerative yaitu berkurangnya fungsi sel secara bertahap serta risiko berbagai penyakit pun akan semakin tinggi. Di antaranya osteoporosis, diabetus, hipertensi, dan termasuk penyakit stroke. Dalam kajian yang disampaikan oleh salah satu dosen Universitas Aisyiyah Yogya (UNISA Yogya), Bapak Wantonoro., M. Kep., S. Kep.M.B., Ph.D beliau mengutip salah satu jurnal yang diterbitkan oleh Osama dan Malik yang berjudul “Salat (Muslim Prayer) as A Therapeutic Exercise (2019, 1 March)” bahwa “Salat juga dapat untuk meningkatkan kesehatan dan kerja dari kardiovaskular”. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa usia muda pun bisa terkena penyakit stroke.
Sebagaimana yang dipaparkan oleh Bapak Wantonoro., M. Kep., S. Kep.M.B., Ph.D dalam slide yang digunakan dalam kajian meeting virtual Zoom, berdasarkan penelitian dari Tamer Yahya, dkk. tahun 2020, penyakit stroke mengalami peningkatan pada pasien usia dewasa muda. Adapun penyakit stroke dapat memberikan dampak pada fisik maupun psikologis pasien. Dampak fisik dari stroke ialah kehilangan fungsi bagian tubuh tertentu, seperti kehilangan fungsi gerak. Sedangkan dampak psikologis dari stroke ialah proses degenerative, risiko timbulnya berbagai penyakit, dsb.
Bapak Wantonoro., M. Kep., S. Kep.M.B., Ph.D juga mengutip beberapa jurnal penelitian lainnya yang membahas manfaat salat bagi kesehatan manusia. Di antaranya penelitian oleh M. Chamsi-Pasha, dkk. yang berjudul “A review of the literature on the health benefits of Salat (Islamic prayer)” hasil dari penelitian tersebut bahwa beberapa dampak positif dari salat ialah pada kesehatan. Di antaranya pada sisi psikologi, neurologi, kardiovaskular, dan musculoskeletal effects. Kemudian, penelitian dari Muhammad Alfian Zidni Nuron A’la yang berjudul “Penerapan Salat Tahajud terhadap Penderita Stroke di Klinik Rumah Sehat Avicena, Desa Tempurejo, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri” yang mengungkapkan hasil dari penelitian tersebut di antaranya pasien penderita stroke mendapatkan manfaat penerapan salat tahajud, kemudian selain pasien mendapatkan kesembuhan secara medis, para informan mendapatkan kebiasaan baru yaitu salat tahajud yang dilakukan oleh penderita stroke terbukti dapat menenangkan hati dan jiwa menjadi lebih tenang serta tidak mudah marah.
Di akhir kajiannya, Bapak Wantonoro., M. Kep., S. Kep.M.B., Ph.D menyimpulkan dari beberapa penelitian tersebut bahwa “Ibadah salat berpengaruh positif bagi kesehatan secara umum dan pada pasien stroke dapat meningkatkan keseimbangan kesehatan, merupakan salah satu terapeutik terapi, menentramkan jiwa dan berdampak pada pemikiran yang lebih positif.”