Ungkapan tafsir saintifik diatas dapat diistilahkan kedalam bahasa Arab dengan at-tafsîr al-‘ilmî. Sebuah ungkapan dalam tafsir al-qur`an yang mengkhususkan objek kajiannya pada ayat- ayat kauniyyah atau ayat-ayat ilmu pengetahuan alam (sains) dan mendalami tentang teori-teori hukum alam yang terdapat dalam al-qur`an
Pada abad ke 13, dunia Islam jatuh ke jurang keruntuhan terdalam. Tidak ada lagi keproduktifitasan umat Islam dalam bidang politik, ekonomi, ilmu, seni, dan lain sebagainya layaknya 14 abad masa kejayaannya silam. kebangkitan Islam merupakan salah satu dari arti dan relevansi dari tradisi tajdid dan ishlah yang berupa kedinamisan. Dinamika Islam dalam kebudayaan sebagaimana telah dicapainya pada masa-masa keemasannya diharapkan dapat tampil kembali dan sekaligus menjadi tenaga penggerak bagi munculnya kejayaan budaya baru di masa depan dengan cara menumbuhkan kembali semangat iman, stagnasi pemikiran dan fikih, serta gerakan (harakah) dan jihad.
Kekalahan demi kekalahan dialami oleh umat Islam. Kemudian disertai dengan semakin majunya peradaban Barat, maka dalam dunia Islam timbul pikiran dan gerakan untuk menyesuaikan paham-paham keagamaan Islam dengan perkembangan baru yang ditimbulkan oleh ilmu pengetahuan dan teknologi modern.
Benturan-benturan antara Islam dan Barat telah menyadarkan umat Islam bahwa mereka telah mengalami masa kemuduran peradaban. Kemunduran tersebut menginspirasikan kepada para pemikir Islam untuk bangkit dan membangun kembali peradaban Islam. Kebangkitan tersebut dipelopori oleh Jalaludin Al-Afghani, Muhammad Abduh, Rasyid Ridho, dan Sayyid Qutb yang kemudian menjelan ke seluruh negara-negara Islam atau penduduknya mayoritas Islam. Terdapat beberapa teori mengenai benturan peradaban. Diantaranya teori benturan peradaban (clash of civilization theory), teori soft power (soft power theory) ketiga teori konstruktivisme (constructivism theory). Namun demikian hubungan antara Islam dan Barat tidak hanya menjurus pada satu bentuk interaksi.