Yogyakarta,kamis (09/05)-Kelompok 09 yang terdiri dari 8 orang mahasiswa program studi fisioterapi mahasiswa Universitas Aisyiyah Yogyakarta, menulis artikel dengan tema Bumi dengan paradigma tafsir saintifik yang berjudul “Proses Penciptaan Bumi menurut Tafsir Saintifik”
Bumi diciptakan secara berangsur-angsur mulai dari material panas yang dipadatkan sampai terbentuk planet biru yang memiliki atmosfer. Sebelum memiliki atmosfer, keadaan bumi tidak dapat dijadikan tempat hidup bagi makhluk ciptaan Allah. Dikatakan bahwa pada awalnya bumi mati kemudian Allah menurunkan air sebagai prasyarat terciptanya makhluk hidup.
Menurut Hamka dalam Tafsir Al-Azhar. Konsep penciptaan bumi selalu mengalami perkembangan dari masa ke masa. Pada abad ke-20 terdapat beberapa konsep penciptaan bumi yang dikemukakan oleh para ahli astronomi yaitu, yang dimulai dari pemikiran yang bersifat spekulatif yang mengembangkan gagasan bahwa alam semesta mengikuti hukum-hukum yang bersifat kuantitatif. Kemudian muncul teori big bang (ledakan besar), setelah itu muncul teori osilasi (ekspansi) yang lahir akibat perbedaan pendapat antara model alam semesta statistik dan big bang yang menyatakan alam semesta mengembang lalu mengerut, lalu mengembang lagi dan seterusnya. Sedangkan Alquran telah lama menginformasikan tentang penciptaan bumi, salah satunya terdapat dalam Qs. Al-Anbiya'[21]: 30


Artinya : Dan Apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka Mengapakah mereka tiada juga beriman?

Ayat inilah yang menjadi fokus penulis dalam penelitian ini, karena ayat ini menggambarkan sejumlah fakta yang telah dibuktikan dengan sains dan teknologi tentang adanya ledakan yang memisahkan langit dan bumi. Selanjutnya ayat ini dihubungkan dengan teori big bang, karena terdapat kesamaan antara ayat Alquran dengan teori big bang tersebut.