Bagikan

Acara Baitul Arqam Dosen digelar selama dua hari dengan mengusung tema “Dosen Cendekiawan, Unggul, dan Berlandaskan Nilai-Nilai Islam Berkemajuan”. Acara di gelar pada Gedung Siti Moenjijah Kampus UNISA. Dalam sambutannya Ibu Warsiti, S.Kp., Sp.Mat., M.Kep selaku Rektor Universitas Aisyiyah Yogyakarta menyampaiakan “UNISA saat ini posisinya diperhitungkan di lingkungan Muhammadiyah-Aisyiyah atau perserikatan, artinya UNISA merupakan Perguruan Tinggi yang sehat dari berbagai aspek” beliau juga menyampaikan hal tersebut merupakan salah satu kebanggaan dan untuk terus menjadi semangat dalam bertransformasi (13/06).

Untuk selanjutnya acara diserahkan pada Pimpinan Pusat Aisyiyah yakni Ibu Dr. Hj. Siti Noordjannah Djohantini, M.M., M.Si untuk melakukan pengarahan. Beliau menyampaikan bahwa dosen UNISA yang relatif masih muda-muda seharusnya menjadi lebih semangat dalam menimba dan mencari ilmu, sehingga selain sehat dari sisi sumber daya manusia dan mahasiswanya juga sehat dari sisi keilmuannya. Dalam menjadikan UNISA maju bersama dan menjadi sehat beliau berharap untuk dapat saling menguatkan kolektifitas penghikmatan dalam ber-UNISA. Oleh karena itu dalam menyehatkan institusi rasa empatai, simpati, dan tanggung jawab harus dijunjung bersama-sama.

Beliau juga menyampaikan bahwa tidak mudah menjadi institusi yang sudah dipandang atau berada posisi tertentu karena akan menjadi teladan, terlebih UNISA merupakan institusi yang dikelola oleh Aisyiyah yang merupakan satu-satunya organisasi perempuan Islam yang memiliki Perguruan Tinggi, sehingga perlu dalam menjaga marwah tersebut. Acara Baitul Arqam diharapkan mampu menjadi mimpi-mimpi besar bagi para dosen UNISA oleh karena itu gerakan keilmuannya harus tumbuh. Hal tersebut berlandaskan pada K.H Ahmad Dahlan sebagai pendiri Muhammadiyah yang selalu melandasakan geraknnya pada ilmu.

Dalam nilai-nilai Islam harus ada orang yang mengupas secara tuntas tentang suatu permasalahan, tidak harus semuanya akan tetapi salah satu sehingga pandangannya dapat dipakai dalam kepentingan pembangunan kedepannya. Hal ini yang harus dimiliki oleh seorang cendekiawan. Sehingga untuk menjadi cendikiawan harus diikhtiarkan dan terus dipupuk karena tidak semua yang berilmu itu merupkan cendikiawan. Banyak yang memiliki ilmu yang tinggi akan tetapi tidak pernah memikirkan bagaimana nasib bangsa kedepannya, cendekiawan merupkan penggerak.

Terakhir beliau menyampaikan bahwa Muhmammadiyah-Aisyiyah merupakan organisasi yang mendorong untuk berprestasi dan unggul dalam berbagai aspek. Oleh karena itu dosen yang unggul merupkan dosen yang berilmu, menjadi cendekiawan, dan tersistematis. Untuk itu dalam menjadikan UNISA yang unggul dan berkemajuan dibutuhkan ikhtiar yang kuat serta kebersamaan sehingga terwujudnya UNISA yang unggul dan berkemajuan.

 

Oleh: Afifah Nur Aini